Tahukah Anda siapa yang sangat berjasa dalam menemukan makam dari Imam al Bukhari,beliau adalah Presiden pertama kita yaitu Presiden Soekarno. Saat itu Jumat tim ekspedisi tengah melintas Kota Sa
markand, Uzbekistan, dalam perjalanan menuju Turkmenistan. Langit sudah gelap. Kompleks makam Imam Bukhari yang megah terlihat laksana istana raja. Penerangan di sana seadanya karena sudah tidak ada lagi peziarah yang berkunjung.
Imam Bukhari ialah seorang pengumpul hadis sahih Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam. Makamnya
terletak di Samarkand, Uzbekistan. Tim Fas-tron Europe-Asia Metro TV
Expedition mendapat kesempatan langka berziarah ke sana, bahkan langsung
masuk ke ruang bawah tanah tempat jenazah Imam Bukhari
bersemayam. Padahal biasanya para peziarah yang berasal dari berbagai
suku bangsa hanya boleh masuk sampai ruang atas kompleks permakaman.
Kompleks serta-merta menjadi terang benderang kala perwakilan ekspedisi menemui pengelola makam dan mengungkapkan bahwa rombongan berasal dari Indonesia dan ingin berziarah. Tak lama kemudian, Rahmatullo Sultonov juru kunci makam berjilbab hitam keluar dari bangunan dan langsung mengarah ke ruang bawah tanah makam Imam Bukhari. Anggota ekspedisi diminta melepaskan sepatu sebelum masuk ruangan yang beralaskan karpet warna hijau tersebut.
Ruangan berdinding batu bata itu mampu menampung sekitar 10 orang, dilengkapi bangku untuk para peziarah. Makam ada di tengah ruang, berselimutkan kain hitam, bertulisan Arab warna kuning. Nuansa begitu khidmat saat berada di sana.
Setelah mengajak anggota tim ekspedisi untuk membaca beberapa surah pendek Alquran, Rahmatullo berkisah, kompleks permakaman Imam Bukhari tidak mungkin seindah dan semegah itu tanpa peran Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia.
Ketika Uzbekistan masih termasuk Uni Soviet, Soekarno-dalam sebuah kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet pada 1959-pernah meminta petinggi Partai Komunis untuk mencarikan makam orang suci Islam yang sangat terkenal bernama Imam Bukhari.
Setelah tiga hari pencarian, makam Imam Bukhari ditemukan. Soekarno naik kereta dari Moskow ke Samarkand, tempat Bukhari meninggal dunia dan jenazahnya dimakamkan sekitar tahun 870.
“Beliau tiba pada malam hari dan langsung membaca Alquran sampai pagi
hari, tidak tidur,” lanjut Rahmatullo seperti diterjemahkan Temur
Mirzaev, rekanan Kedutaan Besar Republik Indonesia sekaligus dosen
bahasa Indonesia di Institute of Oriental Studies, Tashkent.
Saat ditemukan, makam dalam kondisi tidak terurus. Soekarno meminta pemerintah Uni Soviet agar segera memperbaikinya. Ia bahkan sempat menawarkan agar makam dipindahkan ke Indonesia apabila Uni Soviet tidak mampu merawat dan menjaga makam tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhari akan diberikan sebagai gantinya.
“Bangsa Indonesia sangat berjasa bagi keberlangsungan makam Imam Bukhari. Sebenarnya makam sudah
tutup untuk pengunjung karena hari sudah malam. Tapi, karena orang
Indonesia yang datang, makanya dibukakan,” tutur Temur. Juru kunci
menutup ziarah dengan doa dan suasana pun mendadak hening. Dalam doanya,
ia berharap perjalanan tim ekspedisi sukses dan selamat sampai tujuan.
Bung Karno Mencari Makam Imam Bukhori
Di Tashkent tidak ada jalan bernama Bung Karno. Tapi bukan berarti rakyat Uzbekistan ini tidak mengenal presiden pertama Republik Indonesia itu. Tidak banyak yang tahu kalau Bung Karno adalah penemu makam Imam Al
Bukhari, seorang perawi hadist Nabi Muhammad SAW. Begini ceritanya.
Tahun 1961 pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet sekaligus
penguasa tertinggi Uni Soviet Nikita Sergeyevich Khrushchev mengundang Bung Karno ke Moskow. Sepertinya Khrushchev hendak menunjukkan pada Amerika bahwa Indonesia berdiri di belakang Uni Soviet.
Karena bukan orang lugu, Bung Karno tidak mau begitu saja datang ke Moskow. Bung Karno tahu, kalau Indonesia terjebak, yang paling rugi dan menderita adalah rakyat. Bung Karno tidak mau membawa Indonesia ke dalam situasi yang tidak menguntungkan. Bung Karno juga tidak mau Indonesia dipermainkan oleh negara mana pun.
Bung Karno mengajukan syarat. Kira-kira begini kata Bung Karno,
“Saya mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus
dipenuhi. Tidak boleh tidak.” Khrushchev balik bertanya, “Apa syarat
yang Paduka Presiden ajukan?”Bung Karno menjawab, “Temukan makam Imam Al Bukhari. Saya sangat ingin menziarahinya.”
Jelas saja Khrushchev terheran-heran. Siapa lagi ini Imam Al
Bukhari. Dasar orang Indonesia, ada-ada saja. Mungkin begitu sungutnya
dalam hati. Tidak mau membuang waktu, Khrushchev segera memerintahkan
pasukan elitnya untuk menemukan makam dimaksud. Entah berapa lama waktu yang dihabiskan anak buah Khrushchev untuk menemukan makam itu, yang jelas hasilnya nihil.
Khrushchev kembali menghubungi Bung Karno. “Maaf Paduka Presiden, kami tidak berhasil menemukan makam orang yang Paduka cari. Apa Anda berkenan mengganti syarat Anda?” Bung Karno berkata: “Kalau tidak ditemukan, ya udah, saya lebih baik tidak usah datang ke negara Anda.”
Kalimat singkat Bung Karno ini
membuat kuping Khrushchev panas memerah. Khrushchev balik kanan,
memerintahkan orang-orang nomor satunya langsung menangani masalah ini.
Nah, akhirnya setelah bolak balik sana sini, serta mengumpulkan
informasi dari orang-orang tua Muslim di sekitar Samarkand, anak buah
Khrushchev menemukan makam Imam kelahiran Bukhara tahun 810 Masehi itu. Makamnya dalam kondisi rusak tak terawat.
Imam Al Bukhari yang memiliki pengaruh besar bagi umat Islam di Indonesia itu dimakamkan di Samarkand tahun 870 M.Presiden Soekarno meminta pemerintah Uni Soviet agar segera memperbaikinya. Ia bahkan sempat menawarkan agar makam dipindahkan ke Indonesia apabila Uni Soviet tidak mampu merawat dan menjaga makam tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhari akan diberikan sebagai gantinya.
Khrushchev memerintahkan agar makam itu dibersihkan dan dipugar secantik mungkin. Selesai renovasi, Khrushchev menghubungi Bung Karno kembali. Intinya, misi pencarian makam Imam Al Bukhari berhasil. Sambil tersenyum Bung Karno mengatakan, “Baik, saya datang ke negara Anda.”Setelah dari Moskow, tanggal 12 Juni 1961 Bung Karno tiba
di Samarkand. Sehari sebelumnya puluhan ribu orang menyambut kehadiran
Pemimpin Besar Revolusi Indonesia ini di Kota Tashkent.
SUMBER: http://www.facebook.com/CeritaDanRenungan.mifta?ref=stream